Indonesiaku, Indonesia Mandiri Energi!
Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan beribu sumber daya alam yang ada
didalamnya. Mulai dari sumber daya alam yang terbarukan sampai dengan
sumber daya alam yang tak terbarukan. Energi merupakan suatu kebutuhan
yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat untuk menjalankan
penghidupan yang layak dalam mencapai suatu kesejahteraan dan
kebahagiaan sosial dilingkungannya. Indonesia merupakan suatu negara
yang sangat produktif dalam hal produksi sumber energi seperti Bahan
Bakar Minyak (BBM), Batubara, Panas Bumi (Geothermal) dan sebagainya.
Sumber energi yang ada di Indonesia pun terdiri dari energi yang
terbarukan dan energi yang tak terbarukan. Namun pada abad ke-20 ini
pemanfaatan sumber energi yang ada di Indonesia seperti proses
produksinya hanya memprioritaskan pada sumber energi yang tak
terbarukan, misalnya minyak, batubara dan sebagainya. Hal ini menjadi
suatu kekhawatiran yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia mengingat
pentingnya kebutuhan energi dalam suatu sistem kehidupan berbangsa dan
bernegara. Akibatnya, ketika ketergantungan terhadap satu bentuk sumber
energi tersebut menyebabkan negara ini dapat mengalami krisis energi
yang kontinu dikarenakan jumlah cadangan sumber energi tersebut yang
tidak akan memadai lagi untuk beberapa tahun kemudian.
Berbagai
macam solusi pun telah ditetapkan dan diteliti dengan sangat baik tanpa
adanya realisasi yang jelas. Adapun alternatif-alternatif terhadap
persoalan itupun telah diberlakukan tanpa adanya suatu gerakan untuk
diterapkan kepada seluruh kalangan masyarakat untuk membantu dalam
penghematan energi contohnya saja telah banyak kita ketahui tentang
pemanfaatan-pemanfaatan sumber energi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAng),
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang (PLTG), Bahan Bakar Nabati (Biofuel), Bahan Bakar Air, Energi Gheotermal dan
sebagainya. Namun semua alternatif inipun tidak ada gunanya sama sekali
tanpa adanya pengaplikasian kepada masyarakat Indonesia. Toh,
penggunaan bahan bakar pun masih menjadi priotitas utama sebagai sumber
energi utama masyarakat, kelangkaan bahan bakar pun terjadi dimana-mana,
kenaikan harga BBM pun sudah rutinitas jika terjadi suatu pembengkakan
APBN. Jika dengan penaikan harga BBM oleh pemerintah Indonesia yang
merupakan suatu sumber energi yang tak terbarukan dijadikan sebagai
alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka itu
bukanlah merupakan suatu solusi yang baik untuk jangka waktu yang
panjang mengingat BBM pun semakin hari semakin habis tanpa adanya
pembaruan lagi. Dan mengingat tidak semua masyarakat Indonesia dapat
membeli BBM dengan harga yang dapat mereka jangkau, karena Indonesia
termasuk kedalam negara dengan tingkat kemiskinan yang lumayan tinggi.
Contohnya saja pada saat harga BBM masih normal yaitu Rp. 4500,-
perliternya pada kota-kota ataupun daerah-daerah yang masih dapat
dijangkau dalam pendistribusiannya. Nah, sekarang pertanyaannya
bagaimana dengan keadaan masyarakat yang berada diluar jangkauan
distribusi BBM? Ya, contohnya saja didaerah Trans Lembata, Lewoleba,
Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, harga yang normalnya saja dapat
mencapai Rp. 10000,- per botolnya. Belum lagi ketika terjadi kenaikan
harga BBM harga nya mencapai Rp. 40000,- per botolnya (http://regional.kompas.com/read/2012/03/18/11521647/Wah.Harga.Bensin.Rp.40.000.per.Botol)
sementara untuk daerah jangkauan BBM hanya naik Rp. 5000,- sampai Rp.
6500,- per liternya sementara untuk daerah diluar jangkauan pada umumnya
tingkat ekonomi masyarakatnya masih sangat minim.
Menurut Outlook
Energi Nasional 2011, dalam kurun waktu 2000-2009 konsumsi energi
Indonesia meningkat dari 709,1 juta SBM (Setara Barel Minyak/BOE) ke
865,4 juta SBM. Atau meningkat rata-rata sebesar 2,2 % pertahun.
Konsumsi energi ini sampai akhir tahun 2011, terbesar masih dikuasai
oleh sektor industri, dan diikuti oleh sektor rumah tangga, dan sektor
transportasi (http://indone5ia.wordpress.com/2012/01/04).
Gambar 1
Grafik laju konsumsi energi per sektor
Gambar 2
Perbandingan Produksi dan Konsumsi Minyak di Indonesia
Dari
sektor ketenagalistrikan, saat ini pembangkit listrik di Indonesia
masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, khususnya batubara.
Sedangkan daerah yang masih mengalami kekurangan daya listrik seperti
Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, dan Papua pembangkit listriknya
masih menggunakan BBM, yang dalam komponen biaya pembangkitan masih
merupakan komponen terbesar. Dan jika tidak diantisipasi oleh pemerintah
bisa-bisa lambat laun sumber energi kita akan habis dari bumi Indonesia
tercinta bahkan didunia.
Krisis energi yang terjadi tidak hanya
dialami oleh Indonesia saja, tapi dunia pun mengalami krisis energi ini.
Umumnya didunia ketergantungan manusia akan bahan bakar fosil sangat
tinggi tidak hanya sebatas sektor transportasi saja namun juga sektor
kebutuhan primer sandang, pangan, dan papan. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran akan krisis energi didunia. Kebutuhan akan energi ini masih
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk,
kualitas dan taraf hidup masyarakat, serta teknologi. Meskipun
pengembangan teknologi bisa saja menekan kebutuhan energi melalui
teknologi peningkatan efisiensi penggunaan energi (http://majarimagazine.com).
Gambar 3
(a). Kurva Konsumsi Energi Dunia, (b). Proporsi Penggunaan Energi Dunia
Kurva
di atas menunjukkan peningkatan konsumsi energi pertahun sejak tahun
1975 dan prediksi konsumsi energi hingga tahun 2300. Hingga saat ini
konsumsi energi pertahun dunia adalah 500 x 1015BTU/tahun.
Energi ini sebagian besar diperoleh dari minyak bumi, gas alam, dan
batubara. Ketiga sumber ini tergolong sumber energi yang tidak terbarukan.
Ketika cadangan sumber ini makin menipis, dikhawatirkan terjadi krisis
energi yang berkelanjutan dan saling mempengaruhi tingkat ekonomi dunia.
Masalah
krisis energi sebenarnya merupakan masalah yang relatif terhadap sudut
pendang kita dalam memandang satu item sebagai gaya hidup yang memuaskan
dan pemilihan sumber energi. Krisis energi saat ini lebih disebabkan
karena krisis cadangan minyak bumi, gas alam, dan batubara. Untuk itu
perlu ada pengembangan energi alternatif sebagai solusi dari krisis
energi ini. Adanya kemajuan teknologi telah banyak menjadi bahan
penelitian menarik terutama dikalangan mahasiswa. Mahasiswa yang
merupakan sosok miniatur masyarakat intelektual yang memilki corak
keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas
dalam rangka mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu
Pendidikan dan pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat.
Dengan sifat keintelektual dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh
menjadi model yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan
kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide
atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas
persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan
nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok
persoalan apapun termasuk dalam masalah krisis energi yang sedang
dibahas oleh penulis.
Dengan peran sebagai mahasiswa, tidak
sedikit dari mereka telah menawarkan beberapa solusi-solusi yang sangat
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia terhadap krisis energi pada saat ini.
Teknologi yang semakin berkembang menjadi senjata ampuh dari pada
mahasiswa dalam mengembangkan sistem dan solusi yang beragam demi
terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Tidak hanya itu mereka mulai
menawarkan suatu solusi energi terbarukan yang lebih bermasyarakat dan
sangat mudah digunakan oleh masyarakat. Hanya saja tergantung dari
masyarakat itu sendiri apakah mereka akan tetap bertahan dengan sumber
energi yang tak terbarukan ataukah mereka akan melakukan perubahan dalam
penggunaan energi untuk saat ini dan untuk masa depan mereka. Contohnya
saja, dalam beberapa dekade terakhir banyak mahasiswa yang telah
mmenemukan suatu sumber energi baru yang terbarukan dengan bantuan
sumber daya alam seperti matahari, gelombang, angin, air dan sebagainya
yang telah berhasil menggugah pandangan pemerintah akan adanya sumber
energi yang terbarukan yang berbasis teknologi modern diantaranya
seperti, Coal Bed Methane (CBM), Bahan Bakar Nabati (Biofuel), Bahan Bakar Air, Energi Gheotermal, Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAng),
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang (PLTG)dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui Indonesia
menyimpan sumber energi yang sangat banyak contohnya saja seperti Sumber
Energi Gheotermal yang mana titik-titik pusat energi gheotermal tersebut sangat banyak diwilayah Indonesia ini (http://www.esdm.go.id).

Gambar 4
Sumber energi Geothermal di Indonesia
Dari
data diatas dapat kita jelaskan bahwa betapa banyaknya kuantitas sumber
energi yang dapat kita manfaatkan, dan betapa kayanya Indonesia dengan
sumber daya alam yang dimilikinya. Tinggal memperhitungkan
langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Dan
sudah sepatutnya pemerintah turut andil dalam mendukung dan
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam proses peningkatan mutu pendidikan
untuk kemajuan teknologi Indonesia dalam menghadapi berbagai
permasalahan-permasalahan yang dihadapi terutama permasalahan energi
Indonesia. Oleh sebab itu, dengan cara pemberdayaan alam ini dalam
penanggulangan krisis energi diharapkan dapat menjadi solusi terbaik
untuk Indonesia yang lebih mandiri terhadap penggunaan energi.
Sumber-sumber energi ini dapat diaplikasikan kepada masyarakat
dimanapun, mengingat Indonesia yang beriklim tropis dan mempunyai sumber
daya alam yang sangat kaya.
Dengan solusi yang ditawarkan oleh
mahasiswa dan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah kepada
masyarakat maka bisa dipastikan Indonesia tidak akan mengalami krisis
energi yang berkepanjangan sehingga Indonesia dapat mencapai Indonesia
yang mandiri energi. Seperti yang terjadi di Brazil pada penggunaan biofuel yang sukses dengan program energi biofuel/ethanolnya (http://berkala.itb.ac.id/?p=61). Di Brazil, sejak 1975, telah dimulai program Pro-Alcool (Program
Alkohol Nasional) yang dipicu krisis minyak di negara tersebut dua
tahun sebelumnya. Hingga saat ini, program tersebut telah berhasil
mengurangi 10 juta mobil berbahan bakar bensin. Pajak yang tinggi bagi
bensin dan subsidi pemerintah bagi usaha ethanol, menyebabkan industri ethanol berkembang dengan subur di Brazil. Program Pro-Alcool yang diterapkan Brazil tak hanya sebatas kampanye penanaman tebu serta subsidi, namun juga terkait dengan penggunaan ethanol secara meluas. Hal ini tercermin dari pompa bensin yang menyediakan dua jenis bahan bakar, gasoline dan ethanol, serta produksi mobil dengan mesin berbahan bakar ethanol maupun
combo (dua jenis bahan bakar). Apresiasi masyarakat terhadap perubahan
ini tampak dari peningkatan pembelian mobil berbahan bakar ethanol. Dalam kurun waktu 1983 hingga 1988, 90% penjualan didominasi mobil berbahan bakar ethanol. Begitu juga di Austria, yang selain menggunakan biofuel untuk kendaraan juga telah memanfaatkan air, angin, matahari, dan geothermal sebagai penghasil listrik.
Nah,
sekarang jika Indonesia dapat mengikuti jejak-jejak Brazil dan Austria
maka seperti yang dijelaskan diatas Indonesia dapat mencapai tingkat
kemandirian energi yang sangat baik, demi kesejahteraan bangsa dan
negara Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik dan Indonesia yang
lebih mandiri.
Ada beberapa cara untuk menuju Indonesia mandiri energi berdasarkan analisa penulis:
1. Membuat Pertamini Biodiesel (Renewable Energy)
Dengan
adanya Pertamini Biodiesel disamping telah dilaksanakannya SPBU yang
telah menggunakan Biodiesel seperti yang telah ita lihat di SPBU Milik
Pertamina yang telah menggunakan SPBU Biosolar. Hal ini dilakukan agar
terjadinya perubahan paradigma kepada masyarakat agar terciptanya suatu
konsumen yang lebih mencintai lingkungan dan konsumsi bbm yang lebih
bijak.
Dengan langkah ini maka mampu lebih menghemat keekonomian Nasional seperti yang tertera pada majalah media: www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/02/23/lztu5p-pertamina-tekan-impor-solar-dengan-biodiesel .
ini berarti sudah ada langkah nyata dari salah satu Perusahaan Minyak terbesar di Indonesia untuk
penghematan energi dan cinta
lingkungan. (www.pertamina.com)
2. Menggalakkan Wajib Kincir angin mini
Hal
ini dilakukan agar terciptanya hemat energi pada lingkup perumahan baik
di pedesaan agar mampu menghemat energi yang kita konsumsi per harinya,
seperti untuk penerangan.
3. Wajib Solar Cell Pada lampu jalandan lampu lalu lintas
Hal ini juga termasuk dalam penghematan energi dalam lingkup yang lebih besar agar terciptanya hemat enegi secara nasonal.
4. Wajib sepeda dilingkungan kampus atau sekolah atau didalam suatu instansi perkantoran dan komplek
Hal
ini betujuan untuk mengurangi emisi dalam rangka menuju Indonesia yang
lebih hijau dan kondisi kampus, instansi atau komplek yang bebas emisi.
oleh karena itu perlu digalakkan beberapa langkah-langka yang dimulai
dari lingkungan sendiri.
Dengan
melakukan hal kecil seperti yang disebutkan diatas setidaknya mampu
menghemat energi nasional kita, menjaga keseimbangan lingkungan,
mencegah emisi/pencemaran udara, serta menjadi aset masa depan berharga
menuju Indonesia yang lebih Mandiri Energi!.
BUMIKU! SAHABATKU! MASA DEPANKU! INDONESIAKU!